Kamis, 01 Januari 2009

hamburg

Hamburg


Di negara-kota Hamburg, pelabuhanlah penggerak roda perekonomian, biarpun hal itu tidak segera kelihatan dengan adanya perusahaan Airbus, Otto Versand, dan Beiersdorf, produsen Nivea. Berkat adanya terminal kapal tanker, semua perusahaan minyak besar hadir di sini. Para pelaut dan para pengunjung mungkin lebih tertarik dengan hiburan malam di Sankt Pauli. Namun warga Hamburg pasti mengutamakan posisi kota mereka sebagai pusat media dan ilmu. Kehidupan seni-budaya ditopang oleh museum-museum ternama seperti Kunsthalle, dan hampir 40 gedung pertunjukan, termasuk Opera Negara dengan bintang balet kelas dunia, John Neumeier. Pertunjukan musikal, yang setiap bulan menarik ribuan pengunjung dari luar kota, paling banyak diselenggarakan di Hamburg.


Hamburg sebagai salah satu pelabuhan tersibuk


Salah satu pelabuhan tersibuk di Jerman, Hamburg ialah kota berpenduduk terpadat kedua di sana setelah Berlin. Hamburg berdiri pada 825. Dengan luas 755 km2 di sungai Elbe, kota ini memiliki sifat budaya luas, didukung reputasi artisnya seperti Felix Mendelssohn dan Johannes Brahms serta sutradara dan pemain Gustaf Grudgens dari Deutsche Schauspielhaus. Sebuah industri penerbitan yang kuat telah berkembang di sini sejak abad ke-17. Karakter fisik kota ini diperkuat sistem kanal yang membelahnya. Hamburg juga memiliki danau, taman, dan museum yang bagus termasuk Kunsthalle (1868), Museum Seni dan Kerajinan (1877), (1878)Museum Etnologi dan Prasejarah.

[sunting] Sejarah

1895

Hamburg 1800







Sejarah Hamburg

Awal mula Hamburg bersifat tragis dan romantis. Antara sungai Elbe dan Alster, kastil Hammaburg dibangun pada 825 dan menjadi rumah Uskup Besar Ansgar, yang menjadikannya pangkalan pengaruh Kristen terhadap para penduduk pra-Kristen di Eropa Utara. Walau kota ini dibumihanguskan kaum Viking pada 845, namun dibangun lagi, hanya buat dibakar sebanyak 8 kali selama 300 tahun.

Di abad ke-13 M, Liga Hanseatik, termasuk kota-kota perdagangan Baltik seperti Lübeck, Breslau, dan Danzig, telah memperkuat kesehatan ekonomi dari kota-kota Jerman Utara yang bersatu. Perdagangan berkembang pesat, dan Hamburg menjadi pelabuhan utama dalam perdagangan antara Rusia dan Flandria dengan posisinya sebagai penguasa dan penjaga sungai Elbe. Meski Liga Hanseatik pecah di akhir Abad Pertengahan, namun Hamburg terus tumbuh, melampaui Lübeck dan mendirikan bursa saham Hamburg pada 1558. Antara 1616-1625, Hamburg membangun pertahanannya sendiri sambil mendukung lembaga-lembaga publik, seperti panti asuhan yang dibangun pada 1604 dan rumah sakit yang dibangun pada 1605.

Pada 1625, kota ini dikuatkan dan bisa melanjutkan perdagangan melewati masa susah dalam Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648) yang membuat kota lain terpuruk. Hanya saat Kaisar Napoleon Bonaparte menyerang pada 1830 Hamburg kehilangan keunggulannya. Hamburg takluk dan lebur dalam Kekaisaran Perancis, namun setelah Kaisar Napoleon Bonaparte jatuh Hamburg bisa merebut lagi kejayaannya sebagai sebuah kota yang bebas dan Hanseatik. Perdagangan pun meluas sampai Afrika, Amerika dan Asia.

Sejak membangun lagi kerusakan yang dialami pelabuhannya selama Perang Dunia II, Hamburg meebut posisinya lagi sebagai pelabuhan utama Jerman dan salah satu pelabuhan terpenting di Eropa Utara. 5 gereja utama sudah dibangun dan dibangun lagi setelah terjadi kebakaran besar, banyak daerah pinggiran kota yang bermunculan sepanjang tepi danau Aussenalster, dan sekumpulan rumah bergaya Patrician yang indah dipakai banyak Konsulat Jendral di sana.


























Bendera

Bendera Hamburg

Motto:

LIBERTATEM QUAM PEPERERE MAIORES
DIGNE STUDEAT SERVARE POSTERITAS

Kebebasan yang diperoleh orang-orang tua,
mudah-mudahan tetap dipegang oleh generasi mendatang.

(Tulisan di atas gerbang masuk balaikota)

Data-data dasar

Wilayah:

755,16 km²

Penduduk:

1.734.000 (Januari 2005)

Kepadatan:

2.300 jiwa/km²

Kode pos:

20001-20999
21001-21149
22001-22559

Kode wilayah:

040

Ketinggian:

3 m di atas norma standar Jerman

Pelat kendaraan bermotor:

HH

Administrasi

7 'kecamatan' dengan
104 'kelurahan'

ISO 3166-2:

DE-HH

Situs resmi:

www.hamburg.de

Politik

Walikota:

Ole von Beust (CDU)

Partai politik
yang memerintah:

CDU

Pembagian kursi di
DPRD
(121 kursi):

CDU 63
SPD 41
GRÜNE/GAL 17
(Amtliches Endergebnis)

Pemilu terakhir:

29 Februari 2004

Pemilu berikutnya:

2008

Wakil di Parlemen

Kursi di Parlemen Jerman:

3

Hamburg di Jerman

Hamburg in Deutschland

'Kecamatan' di Hamburg

'Kecamatan' di Hamburg





[sunting] Sejarah

1895

Hamburg 1800



Kebudayaan



Kehidupan budaya di Jerman mempunyai banyak segi. Terutama di Hamburg terdapat sekitar 300 teater tetap dan 130 orkes profesional antara Flensburg di utara dan Garmisch di selatan. 500 museum seni rupa dengan koleksi serbaneka yang bertaraf tinggi menurut ukuran internasional membentuk jaringan museum yang unik. Seni lukis muda juga sangat hidup di Jerman dan telah mendapat tempat di dunia internasional. Dengan sekitar 95.000 judul buku baru yang diterbitkan atau dicetak ulang tiap tahun, Jerman juga tergolong negara perbukuan yang besar. 350 judul surat kabar harian dan ribuan judul majalah membuktikan perkembangan dunia media yang baik. Sukses baru juga tercatat oleh produksi film – tidak hanya di bioskop Jerman, melainkan di berbagai negara di dunia.


Budaya
Kebudayaan Jerman bisa ditelusuri jauh sebelum terbentuknya negara Jerman. Nilai-nilai kebudayaan yang mengakar kuat antara lain : filosofi, literatur, musik, akademik, ataupun seni pertunjukan.

  • Filosof
    Sejak jaman pertengahan (Middle Ages), Jerman telah menjadi tanah air beberapa filsuf yang mempunyai pengaruh besar bagi pemikiran dunia, di antaranya:

    • Albertus Magnus

    • Kant

    • Hegel

    • Kalr Marx

    • Engels

    • Habermas

    • Horkheimer

    • Adorno (tiga tokoh ûenting Frankfurt School)

    • Martin Luther (Bapak Protestan)

  • Musisi

    • Tokoh-tokoh musik dunia klasik seperti Bach, Beethoven, Brahms, dan kawan-kawan juga mendapat inspirasinya di Jerman.

    • Jerman juga merupakan rumah bagi beberapa festival musik modern besar seperti The Rock am Ring Festival, Hurricane, dan lain-lain.

  • Sastrawan
    Bagi penggemar literatur, nama Goethe dan Schiller sudah pasti tidak asing lagi. Duo pujangga besar dunia ini juga berasal dari kota bersejarah di Jerman, Weimar.

    Selain itu, Jerman merupakan rumah yang ramah bagi artis-artis seni pertunjukan, seperti teater dan opera. Pemerintah Jerman dan perangkat masyarakat lainnya adalah pihak penting bagi kelangsungan teater dan opera. Hampir setiap kota mempunyai teater atau opera yang dibiayai oleh n








Jerman negara buku: Dengan lebih dari 95.000 judul buku baru dan cetakan ulang per tahun, Jerman termasuk negara penghasil buku terkemuka di dunia. Setiap tahun dijual hampir 9.000 lisensi untuk penerbitan edisi terjemahan buku Jerman di luar negeri. Setiap bulan Oktober dunia penerbitan berkumpul di Jerman untuk menghadiri pertemuan terbesar di sektor perbukuan, Pekan Raya Buku Internasional Frankfurt. Pekan raya buku lebih kecil yang dilaksanakan pada musim semi di Leipzig sementara itu menjadi acara tetap yang cukup berhasil.

Biarpun ada internet dan televisi, masyarakat Jerman tetap suka membaca. Di dunia sastra akhir-akhir ini terjadi perkembangan menarik. Generasi pengarang yang terkemuka di masa pascaperang, seperti Hans Magnus Enzensberger, Siegfried Lenz, Christa Wolf, dan penerima Hadiah Nobel Sastra Günter Grass, masih tetap diperhatikan, namun pada awal abad ke-21 ini karya mereka tidak lagi melambangkan inovasi estetis.

Seusai Perang Dunia II, pengarang mencari jawaban atas masalah moral, dan setelah tahun 1968 karya sastra umumnya mengandung analisis sosial. Berbeda dengan hal itu, sastra pada tahun-tahun setelah runtuhnya Tembok Berlin ditandai oleh budaya massa yang memperbesar setiap acara menjadi peristiwa dan setiap pengarang menjadi bintang pop. Dan sekarang? Apa yang mendominasi pasaran buku Jerman? Tradisi mengarang dilanjutkan pada taraf tinggi oleh penulis seperti Sten Nadolny, Uwe Timm, F. C. Delius, Brigitte Kronauer dan Ralf Rothmann yang telah berkarya sebelum tahun 90-an. Rasa prihatin akan masa kini, seni sebagai tempat terakhir ketahanan diri – itulah yang terungkap dalam karya Peter Handke dari Austria dan dalam karya Botho Strauß.

Selama tahun 1980-an dan 90-an, sambutan terhadap karya angkatan muda tidak begitu intensif – kecuali untuk buku bestseller internasional, yaitu Das Parfüm karya Patrick Süskind dan Der Vorleser oleh Bernhard Schlink. Gambaran itu telah berubah sejak pergantian abad. Kini ada kegemaran baru untuk bercerita, yang oleh pengarang seperti Daniel Kehlmann, Thomas Brussig, Katharina Hacker, Julia Franck atau Ilija Trojanow juga ditularkan kepada kaum pembaca Jerman. Pencinta buku itu membaca sastra dalam bahasa sendiri dengan minat yang begitu besar, seperti yang jarang terjadi sebelumnya. Angka tiras dari karya Kehlmann Die Vermessung der Welt (Pengukuran Bumi), roman yang termasuk buku terlaris di dunia pada tahun 2006, atau Der Weltensammler (Sang Pengumpul Aneka Dunia) karya Trojanow membuktikan hal itu. Cornelia Funke (Tintenherz) termasuk pengarang yang paling meraih sukses di bidang sastra untuk anak-anak dan remaja. Perhatian publik di Jerman dan di mancanegara ditingkatkan lagi oleh pemberian Hadiah Perbukuan Jerman.

Gejala yang menonjol, batas yang dahulu ditarik antara sastra tinggi dan karya fiksi bersifat hiburan semakin kabur. Slogan mengenai “keterbacaan baru” telah beredar di media bermassa. Telah lewat pula masa hubungan erat antara kehidupan politik dan sastra. Impian mengenai pemberontakan dan ketegaran tetap ada memang; namun yang dianggap penting ialah sifat autentik dalam sastra. Fungsi sastra telah bergeser, apresiasi telah berubah, sebab tidak hanya terjadi kekurangan akan pengarang yang menghasilkan karya ambisius di bidang kemasyarakatan, melainkan juga kurang ada pembaca yang mau membaca buku











Industri di Hamburg



Kota bebas dan Kota Hamburg adalah sebagai Kota Negara kedua terbesar Jerman dan Pusat dari Kota Metropolitan Eropa Hamburg. Kota hidup di bawah semboyan “Kebebasan yang diperoleh orang-orang tua, mudah-mudahan tetap dipegang oleh generasi mendatang“ dan disebut juga sebagai Ibu kota Music Jerman.

Hamburg terletak di Utara Jerman di muara Alster dan Bille dan sejak Reformasi membentuk Kota Protestan Lutheran. Banyaknya Perwakilan Konsular bertempat tinggal dan mulai aktif di Kota Hansa karena Pentingnya Ekonomi untuk Perdagangan Luar Negeri Jerman. Dengan 104 Konsulat, Hamburg adalah Kota dengan paling banyak Konsula di Dunia setelah New York.
Hamburg mencapai Arti untuk semua Regional sebagai Pusat untuk Perdagangan, Transportasi, Jasa dan salah satu Lokasi Industri terpenting di Jerman.

Cabang Perniagaan terpenting adalah Industri barang Konsumsi, Logistik, sebagai ketiga terbesar di seluruh Dunia Industri Penerbangan, Kimia, Elektroteknik, Produksi Mesin dan Pembuatan Kapal laut, Industri Minyak, Perbankan dan Media.
Sebuah Posisi Utama mencapai Daya beli di Hamburg dan melampaui sebagai Negara bagian masih hanya dari Hessen.
Diatas 1.750.000 Orang sudah membuka dan mendiami Kota Metropolitan dan untuk 20 Tahun yang akan datang diramalkan suatu peningkatan Populasi lagi ke sekitar dua Juta. Dengan itu Hamburg akan menjadi Kota Metropolitan Jerman paling cepat berkembang.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar